Sistem pendidikan kita mau dibawa kemana ?

     Tahun pelajaran baru identik dengan suasana baru, Apalagi tahun ini liburan sekolah menyatu dengan liburan hari raya Idul fitri 1435 H semuanya jadi serba beru, Jiwa yang baru, ajaran baru dan satu lagi kurikulum baru.
Khusus untuk kurikulum baru yang baru akan diterapkan di sekolah-sekolah tertentu seperti di SMP 3 Bojong Kabupaten Pekalongan menimbulkan intensitas semangat bagi seluruh warga sekolah terutama para guru, Untuk guru-guru tua ( baca : senior usianya ) menanggapi penerapan kurikulum baru dengan sikap datar-datar saja mungkin karena pengalaman empiris yang telah berkali-kali mengalami perubahan sistem ( baca : model ) pendidikan dan kurikulum, mereka umumnya bereaksi dengan ” Aku masih seperti yang dulu ”
Untuk guru-guru muda umunya mereka menanggapi hadirnya kurikulum baru dengan lebih antusias ‘) walaupun kadang cenderung menuju arah panik sehingga selalu menanggapi dengan penuh kritik dan tanya yang penuh semangat.
Menarik sekali mengikuti, dinamika dari guru-guru muda yang sedang membahas hadirnya kurikulum baru. Pertanyaan-pertanyaan dan kritik yang sering muncul ( pendapat pribadi ) diantaranya adalah :

  1. Apa kelebihan kurikulum baru ini dibanding kurikulum sebelumnya ?
  2. Ketika banyak sistem cenderung untuk menyederhanakan dirinya, mengapa justru kurikulum baru malah memper “RUWET” dirinya ? mereka membandingkan dengan semangat reformasi di birokrasi ( misalnya : sistem NIK di kependudukan ) dan sistem hubungan global antarnegara (misalnya : penghapusan sistem tarif bilateral ) jadi kurikulum baru dimata guru-guru muda dianggap aneh jika tidak mau dikatakan lucu.
  3. Siapa yang menyusun kurikulum baru ini? Apa mereka tahu tentang pendidikan ? Jangan-jangan kurikulum ini hanya copy paste dari negara asing, karena bergening politik ?, Mengapa kami yang terlibat langsung dengan pendidikan tidak pernah dilibatkan sama sekali dalam penyusunan kurikulum ini ?, Jika toh harus copy paste dari negara asing, mengapa sih harus yang berasal dari amerika utara atau eropa barat ?,
  4. Kita pernah mengalami masa keemasan dimasa lalu yang belum pernah kita capai sampai saat ini, mengapa tidak kita gunakan lagi ?, jangan-jangan pembuat kebijakan di negeri ini sedang mengalami insomnia acut, sehingga tidak tahu bahwa nenek moyang kita pernah berjaya di dunia atau sengaja tidak ingin tahu karena rasa malu ? Apa mereka tahu bahwa nenek moyang kita pada abad 1 Masehi telah mampu membuat kapal raksasa yang belum bisa dibuat oleh bangsa India maupun tiangkaok mungkin bangsa lainnya diduni ? Apa mereka tahu bahwa Majapahit telah mampu membuat meriam atau kompas ? ( sekarang ada di musium New york ) Apa mereka tahu buku-buku primbom yang sering kita sebut bukunya dukun, bukunya orang sesat, orang kafir itu sekarang bermetamorfosis menjadi buku ” facelogi ” di negara barat sana ? apa mereka tahu bahwa wali songo telah berjuang dengan keras agar wanita jawa mau memakai kemben ( tutup dada ) dan tidak bertelanjang dada ? ( yang sekarang kita tuduh orang dengan sekepenae udele dewe wanita yang tidak berkerudung bukan muslimah ? ) Apa mereka tahu perjuangan wali songo saat merubah upaca bairwa yang menyajikan darah dan daging manusia sebagai menu utama menjadi nasi tumpeng ( kenduri ) yang sering kita tuduh upacara bid’ah dan kurafat itu ? Apa mereka tahu nenek moyang kita telah mampu membuat bangunan megah dua ribu tahun lebih tua daripada piramida dan spink di mesir ? Apa mereka tahu perjuangan Ki Hajad dewantoro ?
    Pencapaian-pencapaian yang pernah dicapa oleh nenek-moyang kita itu pasti ditunjang dengan sistem pendidikan yang hebat, pertanyaannya mengapa tidak milik kita saja yang kita kembangkan ? sitem pendidikan yang visi dan misinya sangat jelas ” Membentuk kita menjadi MANUSIA ”
    bersambung….

Diterbitkan oleh bahtiyarzulal

- Lahir di Banyuwangi pada tanggal 04 November 1967, Pernah tinggal di Nganjuk, Kediri, Rembang, Semarang dan Buay Madang, OKU, Sumsel

Tinggalkan komentar