SELAMAT JALAN MAS NINIK

Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, apa yang harus ku tuliskan, aku merasa sudah tidak ada apa-apanya, yang tersisa semua milik-NYA, butuh mengumpulkan tenaga berhari-hari agar aku sanggup untuk sekedar mampu berdiri …

Jangan kau tanyakan bagaimana rasa hatiku…

Bagaimana isi dadaku…

Semua tak terlukiskan…

Inilah puncak dari rasa cinta…

Ooohh… inilah cinta…

Kamu adalah karunia terbaik yang pernah diberikan Tuhan kepadaku..

Terimaksih  ! telah mendampingiku selama 19 tahun…

Suka…

Duka…

Canda… juga amarah…

Kini semua tinggal kenangan…

Kemarin pagi sekali  aku ketuk pintu kamarmu…

Selalu aku lakukan  walaupun aku tahu selalu tidak ada jawaban…

Biasanya ditambahi sama teriakan keras dari ibumu…Niniiiik sudah siaaang….bangun…

Paling jawabamu….eeehh…! dengan mata setengan terpejam…terus tidur lagi dengan tidak ada rasa bersalah sedikitpun…

Itulah cinta…

Kubuka setengah pintu kamar mu…

Kutapapi dengan mata penuh harap di dalamnya…

Tapi yang kudapati…

Selimut bau apek…khas laki-laki sejati…

Guling yang lecek karena sering mengalamai tindak kekerasan…

Seprei yang acak-acakan…di sudut kasur..

Itulah cinta…

…” Kini semuanya membisu “

Selamat jalan Mas Ninik…

Pekalongan, 17 Mei 2023

Zedne Elma : 04 Agustus 2004 – 23 Maret 2023

GURU dan KURIKULUM 2013

      Pembatalan penerapan Kurikulum 2013 oleh Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah seolah-olah membenarkan asumsi Masyarakat Indonesia tentang carut marutnya pengelolaan sistem pendidikan Nasiaonal di Indonesia.  Bagi orang-orang yang hidupnya di bidang pendidikan tentu saja peristiwa seperti ini tidak mengagetkan sama sekali, bahkan mereka memiliki anekdot tersendiri tentang hadirnya seorang pejabat baru ” Pejabat baru Kebijakan baru “.

     Tentu saja yang paling terkena damapaknya dengan hadirnya kebijakan baru adalah pelaksana aplikasi di lapangan atau Guru, apalagi jika kebijakan itu hadir dengan bumbu politik yang begitu kental, guru bagaikan sebuah robot yang diisi aplikasi oleh para politisi yang cukup dengan dipencet akan mengeluarkan hasil sesuai pesanan, Jangan tanya soal hak asasi individu  atau soal otonomi sekolah apalagi otonomi guru. ( hahaha… hanya lelucon yang sama sekali tidak lucu..!!! )

     Bayangkan saja KONON seorang guru diberi otonomi penuh dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan di sekolah, Batasannya adalah Undang-undang ( Baca : UUD,UU, Permen dst ) tetapi dalam prakteknya di lapangan ( baca : sekolah )?, Jadi cara mensikapi datangnya kebijakan baru kita sampai sekarang masih menggunakan cara paradoksal era orde baru, dan cara  itu ternyata masih bersemayam dengan tenang di hati sanubari para pengambil kebijakan negeri kita, Dijaman dulu jika ada berita ” Seorang maling ” Di-amankan ” itu artinya di tangkap !, Jika Pak Suharto bilang ” Berani macam-macam saya Gebuk ..! ” .aplikasinya konon sekian nyawa melayang tak pernah pulang ( wa-ALLAH-hu a’lam ). Mirip dengan cara itu, Jika ada kibijakan yang disampaikan bahwa sekolah atau guru  diberi otonomi penuh untuk mengelola / memproses cara  berjalannya pendidikan di lembaga sekolah, itu artinya : kita/guru harus tahu diri bahwa sekolah tidak memiliki hak apapun untuk menentukan kebijakan sekolah..!

     Hadirnya pemerintahan baru Jokowi – JK dengan ikon ” revolosi mental ” sebenarnya memberikan harapan baru bagi guru untuk menerima kembali hak-hak dasarnya sebagai guru yang berperan sebagai pendidik dan pengajar bukan hanya hak-hak dalam bentuk material ( sistem sertifikasi misalnya ) tapi juga hak-hak dasar semacam menentukan dan menyuarakan tentang : bahwa yang baik itu memang baik, yang benar itu memang benar dan yang salah itu memang salah yang nantinya dapat dipertanggung jawabkan secara material di depan hukum dan secara spiritual dihadapan Tuhan yang maha esa.

     Kita sebenanya pernah memiliki orang-orang atau sistem-sistem pendidikan yang hebat dimasa lalu Ki Hajar dewantoro dengan sistem Taman siswa-nya, atau sistem pesantren yang terbukti ke-kenyal-annya terhadap perkambangan jaman yang telah diakui dan dibuktikan sampai saat ini, yang semuanya kita buang dan kita campakkan karena menganggap tidak sesuai dengan perkambangan jaman.

     Bukankah kita ini orang Indonesia ?, lahir di tanah Indonesia, Makan dan minum di Indonesia dan hidup di Indonesia kenapa kita tidak memakai cara hidup Indonesia ?, Berbudaya cara Indonesia ?, pendidikan sistem Indonesia ?. Apakah yang telah dihasilkan para pendahulu kita itu jelek semua ?. Atau paling tidak Kita memakai cara Indonesia dan menambahkan dari yang bukan Indonesia tapi yang baik-baik saja. Kenapa ?

     BeSAM_2702sar harapan saya semoga Bapak Menter Pendidikan Dasar dan menengah yang baru memperhatikan hal ini. amin..!

Sistem pendidikan kita mau dibawa kemana ?

     Tahun pelajaran baru identik dengan suasana baru, Apalagi tahun ini liburan sekolah menyatu dengan liburan hari raya Idul fitri 1435 H semuanya jadi serba beru, Jiwa yang baru, ajaran baru dan satu lagi kurikulum baru.
Khusus untuk kurikulum baru yang baru akan diterapkan di sekolah-sekolah tertentu seperti di SMP 3 Bojong Kabupaten Pekalongan menimbulkan intensitas semangat bagi seluruh warga sekolah terutama para guru, Untuk guru-guru tua ( baca : senior usianya ) menanggapi penerapan kurikulum baru dengan sikap datar-datar saja mungkin karena pengalaman empiris yang telah berkali-kali mengalami perubahan sistem ( baca : model ) pendidikan dan kurikulum, mereka umumnya bereaksi dengan ” Aku masih seperti yang dulu ”
Untuk guru-guru muda umunya mereka menanggapi hadirnya kurikulum baru dengan lebih antusias ‘) walaupun kadang cenderung menuju arah panik sehingga selalu menanggapi dengan penuh kritik dan tanya yang penuh semangat.
Menarik sekali mengikuti, dinamika dari guru-guru muda yang sedang membahas hadirnya kurikulum baru. Pertanyaan-pertanyaan dan kritik yang sering muncul ( pendapat pribadi ) diantaranya adalah :

  1. Apa kelebihan kurikulum baru ini dibanding kurikulum sebelumnya ?
  2. Ketika banyak sistem cenderung untuk menyederhanakan dirinya, mengapa justru kurikulum baru malah memper “RUWET” dirinya ? mereka membandingkan dengan semangat reformasi di birokrasi ( misalnya : sistem NIK di kependudukan ) dan sistem hubungan global antarnegara (misalnya : penghapusan sistem tarif bilateral ) jadi kurikulum baru dimata guru-guru muda dianggap aneh jika tidak mau dikatakan lucu.
  3. Siapa yang menyusun kurikulum baru ini? Apa mereka tahu tentang pendidikan ? Jangan-jangan kurikulum ini hanya copy paste dari negara asing, karena bergening politik ?, Mengapa kami yang terlibat langsung dengan pendidikan tidak pernah dilibatkan sama sekali dalam penyusunan kurikulum ini ?, Jika toh harus copy paste dari negara asing, mengapa sih harus yang berasal dari amerika utara atau eropa barat ?,
  4. Kita pernah mengalami masa keemasan dimasa lalu yang belum pernah kita capai sampai saat ini, mengapa tidak kita gunakan lagi ?, jangan-jangan pembuat kebijakan di negeri ini sedang mengalami insomnia acut, sehingga tidak tahu bahwa nenek moyang kita pernah berjaya di dunia atau sengaja tidak ingin tahu karena rasa malu ? Apa mereka tahu bahwa nenek moyang kita pada abad 1 Masehi telah mampu membuat kapal raksasa yang belum bisa dibuat oleh bangsa India maupun tiangkaok mungkin bangsa lainnya diduni ? Apa mereka tahu bahwa Majapahit telah mampu membuat meriam atau kompas ? ( sekarang ada di musium New york ) Apa mereka tahu buku-buku primbom yang sering kita sebut bukunya dukun, bukunya orang sesat, orang kafir itu sekarang bermetamorfosis menjadi buku ” facelogi ” di negara barat sana ? apa mereka tahu bahwa wali songo telah berjuang dengan keras agar wanita jawa mau memakai kemben ( tutup dada ) dan tidak bertelanjang dada ? ( yang sekarang kita tuduh orang dengan sekepenae udele dewe wanita yang tidak berkerudung bukan muslimah ? ) Apa mereka tahu perjuangan wali songo saat merubah upaca bairwa yang menyajikan darah dan daging manusia sebagai menu utama menjadi nasi tumpeng ( kenduri ) yang sering kita tuduh upacara bid’ah dan kurafat itu ? Apa mereka tahu nenek moyang kita telah mampu membuat bangunan megah dua ribu tahun lebih tua daripada piramida dan spink di mesir ? Apa mereka tahu perjuangan Ki Hajad dewantoro ?
    Pencapaian-pencapaian yang pernah dicapa oleh nenek-moyang kita itu pasti ditunjang dengan sistem pendidikan yang hebat, pertanyaannya mengapa tidak milik kita saja yang kita kembangkan ? sitem pendidikan yang visi dan misinya sangat jelas ” Membentuk kita menjadi MANUSIA ”
    bersambung….

FATIN SHIDQIA LUBIS ( Anak sekolah yang ikut X Faktor Indonesia )

abahsip4       Menyaksikan kondisi dunia hiburan Indonesia khususnya musik, orang Indonesesia sebenarnya layak untuk berbangga, bagaimana tidak karena banyaknya varian musik di negeri ini baik dari ragam instrumental maupun vokalianya baik yang etnik, tradisional sampai yang pop, dari yang natural sampai yang tekno-digital semua dapat terapresiasi di negeri ini

Mungkin karena banyaknya ragam musik di Indonesia itulah terkadang orang Indonesia sering terkesan sembrono dalam menjaga ‘miliknya’ yang berharga itu, Kepedulian lebih besar akan terasa jika milaknya itu telah di duplikat atau diambil orang lain

     Dalam perkembangannya musik Indonesia juga sering melahirkan artis-artis hebat, orang tentu masih ingat di era 80-an dengan nama-nama Trie utami, Ruth Sahanaya atau Harvei Malaiholo bahkan diantara artis-artis itu ada yang masih eksis sampai saat ini, Iwan Fals atau Rhoma Irama ( dangdut ) dan lan-lain atau sekarang kita memiliki Agnes Monica atau Anggun cita sasmi, yang go Internasional
Hebatnya lagi Apresiasi musik masyrakat Indonesia secara keseluruhan ternyata tidak selalu berbanding secara signifikan dengan yang yang terakomodasi di media masa khususnya media digital ( televisi dan Internet ), misalnya musik dangdut dan varianya ( Dangdut koplo, Kendang kempul, Tarling, dangdut mix-er. Hehehe… istilah sendiri ), musik jenis ini mungkin jarang sekali ditampilkan di media masa jika dibandingkan dengan musik-musik jenis lain ( alasannya sama dengan duapuluh tahun yang lalu, kampungan, agak berwajah mesum,atau tidak lagi trend dan lain-laian ), tapi tahu tidak ?, masyarakat sebenarnya tidak pernah bergeming dengan alasan alasan itu, tidak percaya ?, coba anda melakukan perjalanan mukhibah melewati jalan Deandels alias Pantura dari Ketapang ( Banyuwangi ) sampai Ujung Pelabuhan Merak, dan jika ada orang punya acara rame-rame sebentar saja kita berhenti dan dengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatny..! musik apa yang kita dengarkarkan ? jawabannya akan serempak “ DANKDUUUT’S..!”, atau varitasnya. Itulah kenapa Masyarakat hanya tersenyum simpul ketika melihat hasil Survei tentang calon Presiden bang Haji Rhoma Irama dapat menduduki peringkat keempat hanya dalam waktu tiga bulan ( sekali lagi..tiga bulan..! ) pada awal februari 2013 ini, tentu saja senyum masyarakat sama dengan senyum ketika melihat hasil poling dari hasil suevei untuk Bang Jokowi yang memenangi pemilukadal DKI jakarta, ( Maksudnya : Bibirnya tersenyum tapi dalam hati bilang dasar Goblok..! ), analisis hasil surveinya juga samaa..!, Untuk Bang Jokowi dibilang : Jokowi itu orang Solo ( baca : kampung ) yang tidak sama dengan jakarta, untuk bang haji Rhoma Irama dibilang : Basis Rhoma Irama itu di desa..!
Kelemahan Industri musik Idonesia sebenarnya bukan pada bahan baku tetapi pada rasa kurang percaya diri kita ( minder ) karena diakui atau tidak barometer musik dunia itu memang ada di telinga orang-orang barat, sehingga jika meskipun kita punya barang bagus tapi telinga bule itu tidak berkenan maka kita akan menafsirkan “ End “. Itu adalah budaya kita saat ini, bukan hanya pada musik,atau Kebudayaan tetapi juga sampai pada tatanan Diplomatik-politik, contoh mudah : sikap kita tentang perusahaan Tambang Emas freeport di Papua, atau sikap kita terhadap Palistina di kancah Internasional atau bagaimana kita melindungi TKI/W di luar negeri.
Kembali ke perkembangan musik tanah air, masyarakat Indonesia sering mendapatkan kejutan-kejutan dalam hidupnya bukan hanya dalam bidang politik ( Misalnya : Kita Merdeka juga dalam kondisi sangat terkejut..!, karena Soekarno yang orang Sain faham betul kondisi Indonesi saat tanggal 17 Agustus 1945 itu, Kita benar-benar belum siap untuk merdeka baik secara de facto maupun secara de jure, Karena kelakuan Soekarni, Khoirul saleh dan lain-lain ( si anak “ kurang ajar “ ) yang berani dengan orang tua yang kemudian di tengahi oleh Bang Soebarjo kita jadi merdeka, itulah kenapa dimukodimah dicantumkan kata “ … berkat rakhmat ALLAH yang maha kuasa …”. Reformasipun hasil dari sebuah kejutan…!, Siapa yang berani berkata bahwa Soeharto akan turun pada saat itu ?, tidak ada..!( tidak bang Akbar tanjung juga tidak tetangga saya yang jadi korban  orde baru.. )
Di dunia musik ? kita juga sama saja, beberapa tahun yang lalu kita juga dikejutkan dengan kehadiran si Mbah Surip seorang sarjana teknik nyentrik yang nekad mengabdikan diri lewat tarik suara dengan lagunya Tak gendong, Walaupun kehadiranya hanya sebentar tapi cukup membuat kita semua terperangah dengan pilihannya. Di satu minggu belakangan ini ( sekarang tanggal 7 Februari 2013 ) kita juga dikejutkan dengan kehadiran gadis lugu yang pemalu yang membuat merinding bulu kuduk, siapa kalau bukan “ Si anak sekolah yang ikut X faktor “ Fatin shidqia lubis.
Apa yang mengejutkan dari si “ Gadis lugu yang Pemalu yang membuat merinding bulu kuduk “itu ?. Banyak komentar yang ada di media maya mengatakan bahwa: saya melihat tayangan penampilan Fatin itu karena kebetulan, termasuk saya, karena saya orang yang tidak atau kurang tahu tentang musik apalagi olah vokal dan saya orang yang hampir tidak mengerti bahasa Inggris..!, tetapi tetap saja saya terkejut luar biasa pertama kali mendengar suaranya..!, sambil berkata dalam hati Tuhan sedang membuat lelucon lagi ya..?, begitu selesai mendengarkan suara fatin maka yang pertama saya lakukan adalah berburu semuanya yang berhubungan dengan Fatin di rumah Mbah Gugel, Om Yutup ,mas pesbuk dan mbak tuwiter bahkan sampai buka-buka traslite bahasa inggris, apa yang saya dapatkan..!, ternyata “ Waow..!, aku tidak sendirian, didepan sana ternyata banyak orang senasib dengan saya yang sedang lupa daratan..!, yang dengan entengnya menulis di akun pribadinya : I love Fatiiiiinn..!, walaupun habis nulis mungkin langsung clingak-clinguk… jangan jangan ada yang liat..! hahaha…
Apa yang menarik dari Fatin Shidqia Lubis ?
1. Anak Sekolahan
Fatin1      Kenapa kalau anak sekolahan ? yang terbiasa mendatangi rumah gambar-nya mbah Google, mungkin sangat paham jika tulisan “ anak sekolah-an “ dan derifatnya itu ditanyakan padanya, jawabanya selalu waow.. sambil koprol..! alias jungkir balik..!,
Ketika Fatin masuk ruang juri yang terdiri dari Mas Dhani, Mbak Rosa, mas Bebi, dan mbak Mulan dengan mengenakan baju seragam sekolaah SMA nya terlihat lecek, pakai Jilbab, baju atasnya suwiter di dalamnya mungkin tetap pakai baju Seragam OSIS-nya, rok panjang yang gedobroh, sepatu cat warna hitam bertali, wajah agak hitam tanpa mik up, lebih terkesan lucu dan kampungan, Yang pertama kali buka suara mbak Mulan jamilah
Mbak Mulan : Namanya siapa ?
Fatin : Fatin Shidqia lubis
Mbak mulan : Fatin..?
Fatin : … shidqia lubis
Berikutnya, mbak Rosa
Rosa : Kamu gak sekolah ya ?
Fatin : Minta ijin
Mas Bebi : yang salah itu menejer kamu
Rosa : dia belum penya menejer..!
Mas Dhani : Berarti yang salah guru olah raganya…
Semua : hahahaha…
Rosa : Mau nyanyi lagu apa ?
Fatin : Granade
Mas Dani : Granade itu bahasa arabnya pa ya ? ( mungkin mas dani berfikir tentang kota Granada di Sepanyol yang dari bahasa arab bukan Granade = granat, dan melihat Fatin yang memakai Jilbab )
Fatin : Bahasa Arab ? ( tampak terkejut ) gak tahu..! ( jawabnya polos )
Rosa : Silahkan…
Kitika Fatin mulai menyanyi mulailah terjadi keributan… semua terbelalak… mas Dhani-pun mengacung-acungkan tangannya, nampaknya untuk memastikan apakah ketukannya pas..!
Bahkan ditengah jeda lagu mbak Mulan tidak tahan untuk berteriak histeris… huuuu..!, mbak Rosa sama saja…
2. Gadis ber-Jilbab
fatin5Tidak sedikit komentar “ orang-orang “ gila di tuwiter ( dulu @fshidqia sekarang @fatinsl ) dan face book fatin yang memohon “ Jangan lepaskan jilbab itu sampai nanti…pliiiis..!
Nampaknya sesuatu yang tertutup itu selalu bikin penasaran banyak orang masih berlaku sampai sekarang
3. Lucu

Tingkah Fatin yang masih khas ABG justru malah membuat banyak orang menjadi menyukainya, seperti ketika mendapat pujian dari
Mas Dhani : Ahmad Dhadi menyukai suaramu, betapa berbunga-bunga hatinya, salah tingkah, yang diekspresikan dengan menutupi mulut sampai bibir manyun..!, membuat banyak orang tak tahan melihatnya
Juga ketika Mas Dhani menawarkan Pilihan agar Dia yang menjadi mentornya : Yang akhirnya memilih Mbak Rosa dengan agak memaksa.

ekspresi fatin saat menerima pujian mas Dhani
ekspresi fatin saat menerima pujian mas Dhani

Mas Dhani bilang : Aku “ Benci sama kamu “
Terakhir ketika minta ijin untuk meninggalkan ruang Juri : Ibunya di dorong begitu saja yang membuat orang tertawa…
4. Apresiasi Bruno mars
Saya bukan orang yang terlalu suka musik, maka dijamin juga tidak kenal Siapa itu Bruno Mars, tapi gara-gara lagu Bruno Mars yang dibawakan Fatin di upload di situs resminya Bruno Mars itu maka banyak orang jadi penasaran ingin menn-download versi aslinya juga, dan yang mengejutkan ternyata lagu yang dibawakan Fatin tidak sama persis dengan versi aslinya, sehingga di situs Bruna Mars itu Fatin juga mendapat pujian
5. Andaiakan
Dari banyak media maya yang membicarakan tentang Fatin Shidqia lubis, banyak dari orang-orang itu yang mebayangkan “ Andaikan dia ditangani oleh orang yang tepat rasanya dia akan jadi artis hebat sebantar lagi “ , bahkan kegagalan penampilannya pada langkah berikutnya ( karena lupa sair lagu Rindu-nya Mbak Agnes Monica ), orang tidak terlalu menyalahkan dia menurut mereka Fatin terlanjur jadi juara, entah menang atau kalah. Tapi dari sekian penggemarnya tidak kurang banyak yang cukup pesimis tentang karier Fatin, apalagi jika dilihat dari penampilan Ibunya yang konservatif, orang pada bertanya-tanya apa iya ? nanti andaikan jadi artis besar penampilannya akan berubah total… serba sexy seperti mbak Agnes Monica atau seperti Mbak Mulan Jamilah… Banyak orang termasuk saya yang tidak dapat membayang kejadian itu…
6. Kelangkaan Informasi
Sejak mencuatnya nama Fatin Shidqia lubis yang dikenal dengan “ Anak Sekolah yang ikut X Faktor, Informasi tentang dirinya banyak sekali di buru banyak orang, bahkan di You tube berbagai ragam yang berhubungan dengan Fatin selalu diburu orang bukan hanya lagu yang di bawakan pada acara X Faktor Indonesia saja, tapi juga peristiwa saat Fatin diminta menyanyi di depan kelas oleh gurunya ( katanya guru ekonimi ) juga di upload walupun bunyinya kemresek, suara digital, syair lagu Granade yang bermacam-macam versi, juga foto-fotonya, tapi sampai saat ini masih dalam jumlah versi sangat terbatas, sebagain besar foto Fatin yang ada di media maya berasal dari editan vidio acara X Faktor Indonesia, bahkan sampai saat banyak orang tidak tahu Fatin Shidqia lubis itu sekolahnya di SMA mana ?
7. Selamat ya Fatin, Aku dan banyak orang berharap agar kedepan engkau Jadi Artis besar, tapii aku ingin agar engkau “ DIRIMU SENDIRI “

” TAWURAN PELAJAR SEMAKIN MARAK, SIAPA YANG SALAH ? “

     Menyaksikan semakin maraknya tawuran antar pelajar ahir-ahir ini membuat hati kita semakin miris, dan bertanya-tanya apa, siapa, dan dimana yang salah dari konsep pendidikan di Negeiri ini, Lembaga pendidikan-kah ?, kurikulum pendidikan-kah ?, masyarakat-kah atau pengambil kebijakan dibidang pendidikan, atau kita semua memang bersalah. Awalnya kita sering berasumsi bahwa tawuran itu adalah pencerminan dari rendahnya tingkat pendidikan suatu Masyarakat, jadi hanya pantas dilakukan dan terjadi pada masyarakat yang masih primitif atau masyarakat pedalaman’ atau suku yang jauh dari sentuhan budaya yang ( katanya ) maju. Tetapi melihat kenyataan sekarang ini, yang ternyata tawuran bukan hanya dilakukan oleh Masyarakat yang kita sebut ” kampungan ” tadi, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat perkotaan yang katanya lebih pinter, lebih cerdas dan lebih maju bahkan tawuran sekarang ini juga banyak dilakukan oleh para mahasiswa yang katanya calon pemimpin masa depan negeri ini.
Yang memprihatinkan lagi masalah tawuran ” anak-anak kita ” ini juga sudah mulai dijadikan alat politisasi untuk meraih kekuasaan atau menjatuhkan lawan politik, ( jika kita saksikan komentar para ” tokoh ” masyarakat di media masa ), sehingga dampak yang kita rasakan bukan makin meredanya masalah tetapi semakin ruwet dan tak berujung pangkal. entah sampai kapan ?

A. Mengapa tawuran pelajar semakin marak

  1. Siapakah anak-anak itu
    jika kita ingin mengetahui siapakah anak-anak kita itu, maka kita harus tahu siapa yang membentuk, dimana di bentuk dan dari bahan apa bereka itu terbentuk.
    Anak-anak kita sekarang ini terbentuk dari situasi yang sangat tidak menguntungkan, lingkungan budaya kapitalisme, hedonisme, konsumerisme yang sedang berproses menuju ke arah yang semakin tidak jelas kemana jluntrungnya. Tidak ada atau hampir tidak ada sesuatu yang dapat dijadikan contoh atau teladan. sehingga mereka mirip kertas kosong yang kita serahkan kepada mereka dan kita beri kebebasan yang sebesar-besarnya untuk diisi menurut selera mereka, dan ahirnya mereka benar-menar mengisinya dengan kemampuan benalar mereka, kebebasan, narkoba,pornografi, alkohol dan sebagainya. itulah anak-anak kita..!
  2. Apa yang kita berikan pada mereka
    Sudah ratusan tahun yang lalu sebenarnya kita telah menyadari bahwa ” ANAK ” bukanlah manusia dewasa yang kita potong jadi dua, mereka adalah anak, baik jasmaninya maupun rohaninya. Untuk membuat mereka dewasa atau menjadi manusia mereka harus diproses dengan cara yang baik dan benar di pabrik yang baik dan benar pula yang kita sebut Pendidikan, Masalahnya seperti apakah pendidikan kita selama ini ?

B. Peranan pendidikan
Jika kita melihat tingkat keberhasilah pendidikan di negra kita sekarang ini, jawabnya selalu dalam bentuk kuantitatif, tingkat kelulusan, lulusan sekolah mana ?, memiliki keterampilan apa ?, ijazahnya apa dan seterunya, yang acuannya tentu saja negara-negara barat yang liberalis, dengan patokan material. Lihat saja bahan ajar anak-anak kita di sekolah disatu sisi mata pelajaran yang mengembangkan keteraampilan rohaniah sangat kecil, disisi lain banyak materi pelajaran yang isinya ganda atau tumpang tindih.Walaupun para pengambil kebijakan pendidikan mengetahui hal itu anehnya tidak pernah merubahnya ! ( bersambung…)